Sabtu, 15 September 2012


Bahayanya Susut Terlalu Cepat
Ramping cepat sebabkan yoyo sindrom.


Kita pasti ingin punya bentuk tubuh yang proporsional. Tapi bukan berarti segala cara layak ditempuh untuk memenuhi keinginan tersebut. Terlebih jika cara itu adalah jalan instan yang kita lakukan beberapa minggu saja.



Menurut dr. Samuel Oetoro, Sp.GK, dokter spesialis gizi klinik dari Departemen Ilmu Gizi FKUI, metode diet yang paling sering dipilih untuk secepat kilat menurunkan berat badan adalah diet memangkas kalori sampai ke akar-akarnya. Caranya dengan mengurangi semua porsi, mulai dari karbohidrat, protein, dan lemak.

“Sampai 2 minggu pertama susutnya akan sangat drastis dan membuat kita cepat puas dengan angka yang ditunjukkan pada timbangan,” paparnya pada acara The Role of Meal Replacement in Obesity Management beberapa waktu lalu di Jakarta.

Setelah puas dengan cara kilat yang kita tempuh, kebanyakan dari kita akan kembali pada pola makan asal yang tak ramah pada ukuran lingkar pinggang. Alhasil, Samuel menambahkan, otot-otot yang kosong akan diisi kembali dengan timbunan lemak. “Inilah yang membuat timbunan lemaknya lebih banyak dari sebelumnya, terjadilah sindrom yoyo alias berat badan naik-turun tak stabil.”


Tak hanya itu, saat berat susut secara berlebihan, sebenarnya yang hilang hanyalah cairan tubuh. Ini membuat tubuh mengalami efek samping mulai dari sakit kepala, mudah lelah, dehidrasi, kulit kering, rambut rontok, tak tahan dingin, osteoporosis, gairah seks menurun, hingga siklus menstruasi yang jadi kacau. “Padahal yang ingin kita buang bukan cairan tapi lemak-lemak yang menumpuk di tubuh. Artinya, target diet tak tercapai dengan sempurna.”

Itu mengapa yang harusnya menjadi modal utama dalam menjalankan diet yang aman, menurut Samuel adalah merubah persepsi kita terhadap diet. “Diet bukanlah semata-mata mengurangi semua porsi makan kita, melainkan memilih porsi yang sehat.” Porsi sehat adalah porsi yang seimbang kebutuhan gizinya. “Karena bagaimana pun juga tubuh tetap butuh karbohidrat, protein, dan lemak untuk melakukan metabolisme.”

Artinya kita harus tahu berapa besaran kalori yang kita butuhkan (Silahkan cek dengan Kalkulator Kalori). “Angka rata-rata kebutuhan kalori yang ideal bagi orang dewasa adalah 2.000-2.200 kalori per hari.”
Lalu berapa jumlah yang aman untuk dikurangi saat kita menjalani program diet? “Dengan mengurangi 500-1.000 kalori per hari akan mampu menyusutkan berat badan 0,5-1 Kg,” jawabnya seraya menyebutkan pengurangan kalori itu akan lebih sehat jika kita melakukan dengan mengonsumsi makanan tinggi serat sebanyak 30 gram per hari.
Setelah memahami pola pengurangan kalori yang ideal, kita harus melengkapinya dengan pemilihan menu makan yang sehat. Yang pasti makanan yang mengandung lemak tinggi tidak akan masuk dalam daftar menu sehat. “Lengkapi juga dengan olahraga yang teratur, minimal 30 menit setiap harinya.”

Jika pola diet sehat ini yang kita jalani, Samuel menyakini setelah 6 bulan, berat badan kita akan stabil. Karena hitung-hitungannya adalah pada minggu pertama, tubuh akan menyusut berkat air yang dibuang. Pada tahap ini, lemak yang terbuang hanyalah 25 persen.

Saat masuk minggu kedua, yang disusutkan oleh metabolisme tubuh adalah protein yang membuat berat badan kita bisa berkurang. Samuel mengingatkan, jika pada tahap ini kita tetap rutin berolahraga maka otot-otot tubuh bisa terbentuk dengan baik. Sebab massa otot sudah lebih mengecil sehingga mudah untuk dibentuk. Barulah di hari ketiga, lemak akan menyusut.

Dari minggu ketiga hingga seterusnya, berat badan kita akan stabil asalkan selama proses tersebut displin kita pada pemilihan porsi serta jenis makanan tetap dalam koridor aman bagi lingkar pinggang. Jadi jangan mau dibuai dengan susut cepat tapi berisiko berat badan kembali 2 kali lebih berat. Lebih baik, turun teratur dan stabil